Jejak duka itu aku tinggalkan satu persatu
Aku padam ia dalam-dalam
Agar tidak tinggal sisa yang bisa merobek kembali luka hati
Kemarau dulu yang lencun disimbah hujan badai yang melara
Membawa si pari-pari bermuka dua
Mengaburi menakluk menikam dari belakang
Bersembunyi dalam diam
Meratah rakus tanpa kasihan
Hilang lagak gaya perwiramu
Hilang kewarasan baik budimu
Kau hanya mampu terpaku membisu
Membiarkan tangan-tangan hitam rakus
Mengolang-olengkan gelora yang mula bersarang
Menukarkan si putih menjadi hitam
Sedangkan hanya aku berjuang bermatian
Mempertahankan dari rebah dan tewas
Suara sumbang menari-nari
Menyesatkan merasuk mengaburi hati
Hilang perisai diri
Hilang senjata sibima sakti
Aku tewas dalam gelora yang kau cari
Kota itu sudah lebur berkecai
Lagu itu sudah hilang dari iramanya
Permata itu sudah hilang dari cincinnya
Aku bangkit dari tewas
Aku bernafas dalam lemas
Biar luka ini berdarah parah
Semangat juangku tiada pengalah
Aku bukan seorang yang lemah
Sanggup mengaku kalah dan berdiam malas
Dengan lafaz kalimat mulia
Langkahku susun bangkit semula
Pelangi itu sudah datang bercahaya
Memimpin jalan menuju syurga
Dari kepompong kau menjadi rerama hitam
Ku biar kau terbang kemana-mana
Asalkan kau bebas dan aku bahagia
Raya 2016 : SleepyJeremy Revisited
8 years ago
1 Lalala:
i loike..teruskan menulis poem2 sebegini sbb mata pena ni lagi tajam dr mata pedang..
Post a Comment